Monthly Archives

December 2017

Leadership & Team Building, Sufipreneur

UKM, Tak Sekedar Membuka Lapangan Pekerjaan (Menjadi Madrasah Bagi Semesta)

 

Setiap kali diberi kesempatan berbagi kepada teman-teman UKM selalu berupaya menyalakan kesadaran akan tujuan memilih peran yang sama-sama dijalankan ini. Bahwa memiliki usaha telepas dari apapun bidang dan kontennya, sejatinya adalah bentuk upaya kita menjadi bagian dari solusi untuk membuat Indonesia lebih baik lagi.

Salah satu peran penting dari UKM adalah mendidik tim yang ada di bisnis masing-masing. Keberadaan mereka bukanlah sekedar membantu pekerjaan manajerial maupun operasional semata. Sejatinya mereka adalah Amanah dari Allah untuk dididik dan belajar di bisnis kita.

Tentu sudah menjadi lagu lama dan sangat menantang menemukan tim yang tepat. Seringnya justru yang dijumpai adalah calon tim yang meminta gaji tinggi namun lemah kompetensi diri. Namun hal ini rasanya tak perlu lagi menjadi keluhan, kenapa tidak mengambil peran lebih, meyalakan ‘lilin’. Menyadarkan diri sendiri bahwa usaha yang kita kelola adalah madrasah nyata bagi mereka.

 

Kesadaran yang berbeda akan melahirkan perilaku yang berbeda pula.

Jika melihat mereka sebagai orang yang diupah, maka yang diminta adalah tuntutan atas kualitas dan jam kerja saja. Berbeda jika melihat mereka sebagai ‘anak didik’ kita, maka setiap pemilik usaha adalah ‘guru’ bagi tim yang bekerja. Dengan sengaja mendidik mereka, mendampinginya menaiki satu per satu tangga kompetensi diri tanpa kehilangan semangat diri. Sesederhana membekali dengan pelatihan, menyediakan ruang mentoring bahkan coaching. Tak perlu modul-modul tebal dengan bahasa yang sulit dan rumit, cukup dengan kalimat sederhana dan tepat guna.

 

Biasanya sebagian usaha sudah memiliki tools bernama SOP maupun KPI. Sudahkah tim paham apa tujuan disediakannya tools tersebut ataukah mereka masih merasa bahwa itu adalah beban yang perlu dituruti dan dipenuhi tanpa tahu mengapa…?

Jika dahulu KPI adalah alat untuk ‘menakut-nakuti’ tim, memotong hak karena mereka tidak mencapai target, atau alat iming-iming bagi yang dianggap mampu menghasilkan sesuatu, maka sudah saatnya pelaku UKM menggunakan alat ini dengan cara yang memanusiakan manusia.

Tak sekedar menilai dengan angka-angka melainkan menjadikan angka-angka tersebut sebagai alat untuk menapaki ruang-ruang perbaikan diri tanpa henti. Pertanyaannya bukan lagi “Koq bisa begini..?” melainkan “Apalagi yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri…?”.

Menjadi madrasah bagi setiap diri yang mendedikasikan waktu dan tenaganya di bisnis kita. Tak perlu merasa rugi atau takut ditinggalkan begitu mereka sudah pintar nanti… Bukankah di kehidupan nanti sangat banyak kebaikan yang akan dipetik dari setiap perbuatan baik yang telah dilakukan untuk mereka…?

 

Jika sikap mental kita adalah bersedia menjadi guru, maka tak ada ruang ketakutan “nanti mereka malah jadi pesaing kita”. Mana ada guru yang terintimidasi dengan kepintaran anak didiknya…?

 

Jika kesadaran ini menjadi kesadaran bersama, bukankah hal ini dapat membawa mereka menjadi sumberdaya Indonesia yang lebih berkompetensi, karena belajar langsung dari kehidupan nyata…? Kompetensi yang seringnya tak mereka dapatkan di bangku sekolah bahkan kuliah…

 

Selamat menjadi ‘Relawan Pendidik’ bagi setiap tim yang bekerja di tempat kita. InsyaAllah ini menjadi langkah nyata dalam perbaikan Indonesia, pengabdian nyata sebagai anak bangsa tanpa perlu menunggu kaya raya berlimpah harta benda. Perbaikan kompetensi diri mereka adalah harta kita yang sesungguhnya…

Kepada teman-teman UKM sering saya berbagi bahwa :

KPI pribadi diri Saya adalah melihat satu per satu tim saya menaiki tangga demi tangga kompetensi diri. Meski ada yang merasa terbebani bahkan terintimidasi, itu tak membuat saya patah hati. Bagi jasad yang sakit, makanan enak memang terasa pahit. Tugas saya pula membantu mereka ‘sembuh’, sampai perbaikan diri terasa kebutuhan, bukan lagi beban”.

 

Membesarnya bisnis, bertambahnya cabang dan berbagai bentuk pencapaian lainnya hanyalah dampak. Tujuan sejatinya bukan di sana, melainkan memanusiakan manusia, membuat mereka berdaya untuk berkarya…

Selamat Hari Relawan Internasional