Leadership & Team Building

Pusing Karyawan Bertingkah? PECAT SAJA ?

Hari ini mendapat inspirasi yang bagus tentang respon owner sebuah usaha yang mendapat komplain konsumen yang kecewa dengan pelayanan karyawannya. Bahwa karyawan yang “bertingkah” tersebut sudah di-pe-cat… heheheheee…

Saya sedang membayangkan betapa sibuk bagian HRD (jika ada) yang bolak balik merekrut anggota baru dan memecat setiap kali ada yang bermasalah.

Solusinya terkesan instan sekali.

Ibarat memelihara tanaman, jika ternyata hasil daunnya tak rindang, tumbuhnya tak bagus, lalu akarnya dicabut dan tanaman tersebut langsung dibuang. Karena merawat yang tak bagus memang butuh effort khusus. Mencabut dan membuat tentu lebih mudah, lalu beli tanaman baru, replace, simple 🙂

Angry business man screaming at employee in the office

Pecat vs Didik

Sebenarnya ada cara lain, cara yang justru akan membesarkan bisnis. Besar sungguhan bukan besar  karena banyak cabang, karena punya capital banyak dan bisa buka ini itu di sana sini…

Namun sebelumnya, pertanyaan berikut ini bisa dirasa-rasakan dan dijawab oleh owner :

1. Siapakah yang merekrut tim?

2. Kenapa bisa terekrut tim yang tak bagus?

3. Jadi ini salah siapa?

Jika jawabannya masih menunjuk ‘ke luar’ maka cara apapun tak akan berbuah manis.

“So, kita mesti nyalahin diri sendiri gituh?”

Tepatnya bercermin diri, bukan nyalahin diri sendiri tapi mengambil tanggungjawab lebih. Ya donk… “ini kan bisnis aku, aku yang tanggungjawab, masa pak RT?” hehehheee…

Setelah deal untuk bercermin diri, cara mengurusi tim yang “bertingkah” ini bolehlah kita bahas sedikit…

Ketika bisnis sudah mulai membesar, suka tidak suka sebuah usaha mesti punya training center sederhana. Karena people di bisnis itu mesti dikelola dengan cara Terbaik, seperti halnya mengelola bagian lain di bisnis itu. Sama pentingnya dengan mengelola urusan marketing dan develop produk. Without people (team), your business is nothing. Fatamorgana… walau dapat omset gede, kena colek kompetitor dikit langsung kleyengan hehehhee…

Sadari bahwa nyaris tak ada people yang siap pakai di luar sana, kalo pun ada ya mereka udah kerja di tempat yang lebih keren donk…

Keren itu :

a. Mereka dididik

b. Ownernya terlibat untuk develop mereka

c. Mereka bisa lihat bahwa ownernya juga bertumbuh, ga cuma nongkrongin omset n nambah cabang doank

d. Kesejahteraan mereka membaik, dll.

Karena nyaris ga ada yang siap pakai, so kita yang siapin mereka. Selepas direkrut ya jangan disuruh langsung tempur, kasi pembekalan dulu. Pembekalannya juga ga cuma skill doank. Itu manusia… buka robot… mereka butuh “dimanusiakan”.

Kalo udah dibekali skill, knowledge & attitude nya lalu apa lagi? kelar donk?

Belum…

Ada yang namanya training berkala. Ini tuh bukan training mengulang-ulang apa yang udah dikasi tau, tapi ngasi ilmu baru… numbuhin kedekatan… bangun kesadaran tentang budaya kerja (kalo emang udah ada budayanya, hehehehe…)

Duh… banyak yha kerjaan owner, pusiiinggg…

*puk… puk…puk… sabar yha, cyn….

Buka bisnis tuh bukan hanya untuk ngumpulin duit doank, dear…

Tapi untuk ngasi manfaat buat orang lain…

Nah… karyawan yang ada itu juga bagian dari orang-orang yang kudu dapat manfaat (ga cuma gaji doank) dari bisnis kita.. So.. didik mereka..

“Kalo salah-salah mulu gimana donk..?”

Yakin udah cukup ngajarinnya…??? Owner koq males…

Kalo karyawan ga bagus ke konsumen, itu adalah cerminan bagaimana perlakuan owner ke karyawan.

They learn from us…

Mulai deh hunting-hunting buku leadership, baca sampe selesai, pahami dan bagikan ke tim.

Owner yang ga belajar, bakalan disamperin tim yang males belajar juga.

Like attract likes…

So…

Mau dipecat atau dididik dulu nih…?

hehehehee…

Previous Post Next Post

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply