Celotehan UKM

Bermimpi dengan Mata Terbuka

Melanjutkan tulisan beberapa hari lalu tentang “manusia yang utuh”.
Faktanya, banyak yang tak berani bermimpi namun banyak juga yang bermimpi besar tapi tak ‘bangun’ dari ‘tidur’nya.

Tak berani bermimpi boleh jadi karena belum merenungi kenapa ia sampai hadir di dunia ini. Boleh jadi karena saking sibuk dan termakan oleh rutinitas hingga tak punya waktu untuk ‘silent‘, mundur dan diam sejenak mencari arti dan tujuan hidupnya. Moga weekend ini menjadi moment untuk sedikit berdiam diri, mengaktifkan jiwa dan rasa : “apa yang saya cari, apa yang saya ingin lakukan selama hidup…?

Untuk yang mampu bermimpi besar (apalagi kalau habis ikutan seminar motivasi), kadang tak butuh waktu lama lalu tiba-tiba ia mengecilkan kembali mimpinya yang besar tadi. Kenapa ya…?

Mari kita cek 2 hal berikut :

1. Bermimpi dengan mata tertutup.
Membiarkan mimpinya hanya diam di alam mimpi. Upaya yang dilakukan tak sungguh-sungguh, sama saja dengan yang sudah pernah ia perbuat. Hukum Allah itu berlaku logis, kita dibalasi sebesar yang kita upayakan…

Tentu kita pernah mendengar tentang proses terciptanya alam semesta, dijelaskan bahwa melalui 7 masa… Apakah Tuhan tak mampu membuatnya dalam sekejap…? Tentu DIA sangat mampu, tapi bagi kita yang mau berpikir, sebenarnya Allah sedang mengajarkan sebuah pemahaman tentang PROSES.

Mimpi besar perlu didukung dengan tindakan yang besar pula. Buka mata (hati) untuk melihat, apakah upaya yang dilakukan sudah sebesar impiannya…?
Kita mungkin masih sering mendengar berapa banyak orang-orang yang ‘tertipu’ oleh iming-iming kaya instan, sukses mendadak dan cerita-cerita gila lainnya. Yaa… beberapa dari yang tertipu ini memang berakhir gila atau minimal stress.

Pernahkah berendam dalam ember besar yang penuh air…? Coba perhatikan air yang tumpah, jumlahnya tak sama jika yang ‘nyemplung‘ adalah anak-anak bertubuh mungil. Hukum alam ini jelas, upaya yang kecil, hasilnya pun kecil…
Sadar bin waras lah…

2. Stress menunggu hasil. 
Nah, ini jebakan impian besar berikutnya. Kesuksesan itu jika kita mampu menikmati proses menuju impian, bukan stress menunggu kapan sampainya. Selama yang dilakukan sudah di jalan yang benar dan sesuai, selama upaya yang dilakukan sudah sebesar impian yang diharapkan, biarkan Tuhan memutuskan hasil akhirnya.

Mindset yang baik untuk kita miliki saat berproses adalah :
a. Allah Maha Baik, tak mungkin memberikan yang buruk-buruk
b. Ketidaknyamanan tak berarti sama dengan keburukan (pernah kah dicabut gigi yang rusak oleh seorang dokter? Sakit…? Yaa… tapi tak berarti sang dokter sedang berlaku buruk, walau terasama tak nyaman)

Apa ruginya jika kita berfokus pada hasil…?
a. Hasil yang didapat belum tentu sesuai keinginan (bukankah Tuhan selalu memberi apa yang kita butuhkan?)
b. Stress dalam berproses hanya akan menggagalkan perjalanan, belum sampai tapi sudah kalah.

Fokus pada proses, perhatikan langkah-langkah yang diambil. Ibarat sebuah pabrik yang sednag beroperasi, pabrik mobil tak akan pernah menghasilkan sebuah pesawat canggih..

Yuk,
Kita buka mata (hati) dalam menjemput impian besar kita. Manusia adalah ciptaan terbaik, jangan rusak dengan perbuatan dan pemikiran yang mengkerdilkan kesempurnaan kita…

Previous Post Next Post

You Might Also Like