Celotehan UKM, Leadership & Team Building

Buruknya Pelayanan UKM di Pekanbaru: Ancaman vs Tantangan vs Peluang ?

“Bisnis itu : Konsep + Sistem + SDM”

Statement ini yang berulang-ulang dikatakan pak Burang Riyadi saat kami ikut konsul sama beliau. Sama sekali tidak mudah, membenahi disana sini. Tapi pembenahan ini bukan sebuah pilihan melainkan KEHARUSAN. Kenapa harus…? Konsumen makin pintar memilih, pesaing bukan lagi tetangga sebelah tapi negara tetangga yang kuat modal, smart dan punya nature melayani.

Sudah lama ingin menulis tentang hal ini, entah kami yang punya ekspektasi tinggi atau memang standar pelayanan UKM di Pekanbaru yang harus dibenahi.

Mulai dari tempat makan (restoran) sampai usaha ritel. Sering bikin kecewa, geleng-geleng sampai shock dan terpaksa marah-marah.

Terakhir kali yang bikin jadi ngoceh di twitter setelah makan siang di A.L (entah itu cafe, entah itu restoran, dicampur-campur). Siang itu memang ramai karena libur Pemilu dan makan siang. Sambil menunggu makanan, 3 kali waitressnya datang mengantarkan menu yang bukan kami pesan, tentu saja kami tolak.
Selesai makanannya diantar dan disantap, minuman yang sesuai orderan tak kunjung datang. Kesal dan  kami pulang. Mbak di Cashier bilang “maaf bu, tadi ga dikasi tau temen saya ya… gelas kami kurang karena di cafe juga rame”. Dohhhhh….
*Gigit besi. Akhirnya keluar dan cari minum sambil keselek…

Ini bukan satu-satunya tempat makan yang ga jelas begini. Bahkan ada yang “konsepnya” mulai dari kami datang sampai bayar si waitress ga ngomong sama sekali. Begitu kami duduk dia langsung siap dengan note dan pulpen menunggu orderan kami sebutkan lalu pergi, orderan makan minum disajikan, selesai kami bayar. Ga ada ngomong sama sekali, hemat suara n senyum bangetlah pokoknya.

Ada lagi tempat makan pempek palembang yang bukan versi pinggir jalan. Waitress bisa teriak dan cekikikan dengan temannya sambil nyatet orderan kami.

Banyak lagi model-model kayak begini which is bukan tempat makan murah. Kadang segan dengan tamu yang kami bawa. Biasanya kami ke tempat seperti ini ingin serv tamu yang datang dari luar kota.

“Orang Pekanbaru itu memang ga punya nature of serving ya…?” demikian celetukan salah satu tamu yang heran dengan pelayanan di Pekanbaru.

Bagi UKM tentunya lebih mudah untuk bagusin toko/ cafe/ outlet atau banyakin meja kursi biar omset naik ketimbang melatih dengan KHUSUS+ SENGAJA + TERPROGRAM + KONTINUE para SDM mereka. Memang masalah SDM itu ada di semua tempat usaha, mau cari yang sudah siap pakai ya ga mudah terlebih jika konsep tidak jelas. Program Training bagi karyawan bukan pilihan namun keharusan. Apalagi budaya melayani dengan hati masih snagat lemah.

Jika  tak segera berbenah, UKM lokal yang menggunakan tenaga tempatan akan tergusur, belum lagi denga ekspansi dari Jakarta dan sekitarnya plus dari negara tetangga.
Jangan lagi nanti teriak-teriak dan marah kepada usaha serupa yang lebih apik dan dipilih konsumen. Jika SDM kasar, lamban dan store berdebu, kumal, plus berantakan mana ada konsumen yang mau mampir.

Sering keluar dari toko ritel tradisional sambil ngomel “koq kita yang lebih ramah ya daripada yang jual, mereka perlu uang ga sih…?”

Ini ancaman bagi UKM yang masih saja sibuk berproduksi barang/ jasa tanpa mau memberikan waktu khusus untuk SDM mereka.
Menjadi tantangan bagi UKM yang sedang berupaya keras memperbaiki bisnisnya, jika ingin kuat dan bertahan, ini adalah “harga” yang harus dibayar.
Menjadi peluang bagi perusahaan training yang menyediakan jasa untuk melatih para SDMnya UKM di Pekanbaru.

 

Previous Post Next Post

You Might Also Like